Senin, 18 Januari 2016

Contoh Laporan Observasi tentang Perkembangan Anak-anak Usia 4 Tahun di Lingkungan Maasyarakat





BAB I
LANDASAN TEORI

Perkembangan masa anak-anak awal merupakan hal menarik untuk dipelajari. Perkembanagn awal ana-anak dibagi atas empat macam perkembnagn, perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
1.      Perkembangan fisik dan motorik
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg.
Perkembangan fisik pada masa anak-anak awal ditandai dengan berkembangan ketrampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar usia 3 tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan sekitar usia 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, juga dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat.[1]
2.      Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif masa nak-anak awal dinamakan tahap praoperasional. Pada tahap ini teori Piaget difokuskan pada keterbatasan pemikiran anak. Istilah operasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum mampu menguasai operasi mental secara logis.
Pada perkembangan bahasa, anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya. Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu-sebab akibat melalui pertanyaan: kapan, mengapa, kenapa, dan bagaimana.[2]

3.      Perkembangan psikososial
Aspek penting dalam perkembangan psikososial yang terjadi pada masa anak-anak awal diantaranya, permainan, hubungan dengan orang tua, teman sebaya, perkembangan gender, dan moral.
Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas ini sendiri, bukan karena memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari dari aktivitas ini. Dari hasil penelitian Parten terdapat enam kategori permainan anak, yaitu permainan permainan rekapitulasi, permainan solitary, permainan onlooker, permainan parallel, dan permainan cooperative.
Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa hubungan dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi anak. Anak menerima umpan balik tentang kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya. Anak-anak mengevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama, atau lebih jelek. Proses pembandingan sosial ini merupakan dasar bagi pembentukan rasa harga diri dan gambaran diri anak.
Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya tiga tahap perkembangan gender. Pertama, anak mengalami kepercayaan tentang identitas gender yaitu rasa laki-laki atau perempuan. Kedua, anak mengembangkan keistemewaan gender, sikap tentang jenis kelaminmana yang mereka kehendaki. Keyiga, anak memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan secara biologis, permanen, daan tak berubah-rubah.
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang harus dilakukandalam interaksinya dengan orang lain. Setiap anak memiliki potensi morak yang siap dikembangkan. karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, anak belajar tentang perilaku yang burk yang tidak boleh dilakukan. Dalam diri anak muncul konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan segera dijatuhkan.[3]



BAB II
HASIL OBSERVASI

A.    Hasil Observasi Anak Pertama
1.      Identitas Anak
Nama Lengkap                 : Dwi Citra Lestari
Nama Panggilan               : Citra
Tempat, Tanggal Lahir     : Pati, 23 Mei 2011
Nama Ayah                      : Suwardi
Nama Ibu                         : Kiswati
2.      Tingkat Perkembangan
a.       Perkembangan Fisik dan motorik
Pada perkembangan fisik, tinggi badannya 105 cm, dengan berat badan 17 kg. Sedangkan pada perkembangan motorik kasar yang telah dicapai anataranya:
1)      Telah mamapu mengendalikan kecepatan dan arah saat berlari
2)      Dapat menendang, melempar, dan menangkap bola. Dalam melakukan menendang dan melempar bola akurasinya masih kurang baik.
3)      Dapat meloncat dengan satu kaki. Meskipun begitu terkadang masih terjatuh saat melakukannya.
4)      Mengendarai sepeda roda dua
5)      Mampu meniru gerakan sederhana, seperti gerakan-gerakan pada saat senam dan meniru tarian sederhana.
Untuk motorik halus yang telah dicapai seperti:
1)      Kecakapan dalam mengancingkan baju sendiri dan melepaskannya
2)      Dapat menulis namanya dengan baik serta menyalin tulisan di papan tulis pada buku tulis berupa angka dan huruf
3)      Dapat membuat gambar sederhana, seperti gambar rumah dan gunung disertai objek-objek sedderhana lainya seperti pohon, bunga, awan, dan matahari.
4)      Mewarnai gambar dengan rapi tanpa melewati garis
5)      Mampu menggunting macam-macam gunting
b.      Perkembagan Kognitif
Perkembangan kognitif berkembang dengan baik dan tampak lebih menonjol dari teman sebayanya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan dari bentuk, warna, ukuran, serta fungsinya. Selain itu, mampu menggabungkan (menjodohkan) benda sesuai dengan pasangannya. Misalnya baju dengan celana, kaos kaki dengan sepatu.
Kemampuan dalam membaca, menulis, dan berhitung juga cukup baik. Citra mampu membaca dengan huruf mati dan menuliskan benda sesuai perintah. Kemampuan berhitungnya ditunjukkan dengan kemampuan mengurutkan angka dari terkecil atau sebaliknya dan menjumlahkan angka puluhan dengan bantuan alat hitung sempoa.
Lebih lanjut, ia dapat menghafal nama hari dalam satu minggu dan nama-nama bulan dalam satu tahun. Dapat memahami konsep kemaren, besok, dan lusa. Misalnya dengan pernyataan hari ini hari Jum’at, kemaren hari kamis.
Perkembangan bahasa ditunjukkan dengan kepandaian mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan kompleks. Ia mampu memahami perintah dan menceritakan kembali pengalamannya dan dapat berbicara degan orang dewasa dengan lancar. Selain itu, ia dapat bermain peran sesuai dengan skanario sendiri.
c.       Perkembangan Psikososial
Dalam bermain menunujukkan bahwa ia lebih senang terhadap permainan konstruktif, seperti menyusun balok yang disediakan di sekolah. Ia menyusun balok sesuai bentuknya hingga membentuk menara, menyusun menjadikan mobil, rumah, atau bentuk lainnya sesuai dengan imajinasinya. Dalam bermain ia melakukan kerjasama dengan semua teman, saling meminjamkan dan tukar menukar mainan.
Dalam perkembangan gender, ia telah memahami identitasnya sebagai perempuan. Menurutnya, perempuan yang memakai jilbab, laki-laki menggunakan peci dan sarung. Perempuan bermain boneka, laki-laki bermain bola. Selain itu, perempuan cantik sedangkan laki-laki itu tampan.
Pada perkembangan moral, ia memahami dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk dan bersikap sopan dan mau berteman pada siapa saja. Ia telah mengetahui bahwa agama yang dianurnya adalah Islam. Mengucapkan salam, menganal huruf hijaiyahdan lafal dalam Al-Qur’an, menghafal bacaan do’a harian, dan hafal sebagian dari Juz Amma. Ia juga mampu menirukan gerakan shalat dan melafalkan bacaan shalat.

B.     Hasil Observasi Anak Kedua
1.      Identitas Anak
Nama Lengkap                 : Farisa Erin Nur Syahira
Nama Panggilan               : Erin
Tempat, Tanggal Lahir     : Pati, 26 Januari 2011
Nama Ayah                      : Agus Wanto
Nama Ibu                                     : Eka Pujawati
2.      Tingkat Perkembangan
a.       Perkembangan Fisik
Pada perkembangan fisik, tinggi badannya 100 cm, dengan berat badan 15 kg. Sedangkan pada perkembangan motorik kasar yang telah dicapai anataranya:
1)      Telah mamapu mengendalikan kecepatan dan arah saat berlari
2)      Dapat menendang, melempar, dan menangkap bola. Namun, pergerakannya masih terlihat kaku.
3)      Dapat meloncat dengan satu kaki. Meskipun begitu terkadang masih terjatuh saat melakukannya.
4)      Mengendarai sepeda roda dua
5)      Sangat baik dalam meniru gerakan sederhana, seperti gerakan-gerakan pada saat senam dan meniru tarian sederhana.
Untuk motorik halus yang telah dicapai seperti:
1)      Masih membutuhkan bantuan dalam mengancingkan baju dan melepaskannya
2)      Dapat menulis namanya dengan baik, namun kurang baik dalam menyalin tulisan di papan tulis
3)      Dapat membuat gambar sederhana, seperti gambar rumah dan gunung disertai objek-objek sedderhana lainya seperti pohon, bunga, awan, dan matahari.
4)      Mewarnai gambar dengan baik, tetapi masih melewati garis
5)      Mampu menggunting macam-macam bentuk meskipun kurang rapi
b.      Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif berkembang dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan dari bentuk, warna, serta fungsinya. Selain itu, mampu menggabungkan (menjodohkan) benda sesuai dengan pasangannya.
Mampu membaca, menulis, dan berhitung. Erin mampu membaca dua suku kata dan menuliskan namanya sendiri. Kemampuan berhitungnya ditunjukkan dengan kemampuan mengurutkan angka dan menjumlahkan bilangan samapai angka 20. Lebih lanjut, ia dapat menghafal nama hari dalam satu minggu dan nama-nama bulan dalam satu tahun.
Perkembangan bahasa ditunjukkan dengan kepandaian mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan sederhana. Ia mampu memahami perintah sederhana dan dapat berbicara degan orang dewasa dengan lancar.


c.       Perkembangan Psikososial
Dalam bermain ia hanya memilih teman yang disenanginya saja. Ia kurang dalam kerjasama dengan teman selain yang is senangi. Pada hari tertentu ia memilih berteman dengan Si A, tapi hari lain ia akan memilih teman Si B.
Dalam perkembangan gender, ia telah memahami identitasnya sebagai perempuan. Ia menyukai warna pink karena baginya perempuan identik dengan warna pink.
Pada perkembangan moral, ia memahami dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk dan bersikap sopan. Ia telah mengetahui bahwa agama yang dianurnya adalah Islam. Mengucapkan salam, menganal huruf hijaiyahdan lafal dalam Al-Qur’an, menghafal bacaan do’a harian, dan hafal sebagian dari Juz Amma. Ia juga mampu menirukan gerakan shalat dan melafalkan bacaan shalat.

C.    Perbedaan dan Analisa Perkembangan antara Anak Pertama dan Kedua
Secara garis besar kedua anak tersebut mengalami perkembangan pada setiap aspek dengan baik dan sesuai dengan harapan. Keduanya telah melakukan tugas-tugas perkembangan dengan baik Perkembangan pada keseluruhan aspek, Citra (anak pertama) terlihat lebih pesat dibandingkan dengan Erin (anak kedua). Dari fisik, Citra lebih baik tinggi dan berat badannya. Karena fisiknya yang baik memungkinkan perkembangan motoriknya lebih baik. Mengenai tinggi badan ada kemungkinan faktor biologis, orang tua Citra relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua Erin.
Meskipun kedua anak tersebut usianya sebaya dan satu sekolah, Citra berada di kelompok Ba’ dan Erin di kelompok Alif. Hal ini karena orang tua Citra menginginkan anaknya masuk Sekolah Dasar (SD) pada tahun ajaran depan. Perbedaan kelompok ini akan berdampak pada pemberian stimulus atau rangsangan yang berbeda, sehingga perkembangan kognitifnya pun akan berbeda (terlepas dari faktor intern atau biologis).
Perkembangan Erin yang lebih lambat dari Citra dalam hal mewarnai, dan menyalis tulisan di papan tulis ke buku tulis pada dasarnya karena ada gangguan dalam penglihatan. Mata Erin sebelah kanan terkena min 10, dan sebelah kiri silinder. Karena hal tersebut, Erin mengalami kesulitan dalam melihat tulisan yang jauh, sehingga kesulitan menyalin tulisan dan mewarnai dengan tidak melewati garis. Semenjak diketahui gangguan mata tersebut, Erin juga lebih terlihat mengalami kesulitan dalam konsentrasi dan kurang fokus dalam memecahkan masalah.
Dalam menirukan gerak sederhana dan menghafal lagu, Erin lebih cepat. Ia sangat baik dalam hal meniru gerakan-gerakan sederhana, seperti menari dengan gerakan sederhana, gerakan senam, dan gerakan shalat. Dalam menari, ia terlihat lebih menikmati dan Citra gerakannya terlihat lebih kaku. Dalam menghafalkan lagu yang didengar Erin lebih cepat, dengan diperdengarkan beberapa kali ia mampu menirukan dan menghafalkannya.
Perbedaan yang menonjol juga terlihat dalam kegiatan mereka saat bermain. Citra lebih mudah berbaur dengan teman sebayanya. Di sekolah, ia melakukan komunikasi dan bekerjasama saat bermain. Sedangkan Erin lebih memilih teman bermain. Saat telah menentukan bermain dengan teman yang ia pilih, ia tidak menghiraukan yang lain.
Rasa tanggungjawab dalam mengerjakan tugas disekolah, Citra menunjukkan dengan keseriusan dalam mengerjakan. Ia akan fokus mengerjakan hingga pekerjaannya selesai. Sedangkan Erin dalam mengerjakan tugas sering meninggalkannya dengan bercerita dengan teman di sebelahnya. Ketika teman-temannnya selese mengerjakan sedangkan ia belum tuntas ia akan menangis. Namun, setelah itu ia akan segera mengerjakan tugasnya dengan fokus dan baik.



BAB II
KESIMPULAN

Kedua anak mengalami perkembangan yag baik. Mereka mampu menjalankan tugas-tugas perkembangan dengan baik. Perbedaan perkembangan kedua anak disebabkan karena kondisi fisik yang berbeda, pengasuhan orang tua, dan stimulus atau rangsangan yang diberikan. Anak pertama mengalami perkembangan yang lebih baik dalam berbagai aspek, kecuali pada hal menirukan gerakan sederhana dan menghafal lagu yang didengarkan, Erin mengalami perkembangan yang lebih baik.
Anak pertama telah berkembang sesuai harapan. Hambatan perkembangan yang dialami Erin dalam beberapa aspek sedikit terhambat karena gangguan mata. Perkembangan kognitif cukup bagus. Rasa tanggungjawab harus dirangsang dengan sesuatu hal.
Kondisi fisik akan mempengaruhi pada perkembangan motorik anak. Gangguan fisik akan menghambat beberapa aspek perkembangan tertentu. Stimulus yang baik akan membantu anak dalam menjalankan tugas perkembangannya.
Jadi, secara keseluruhan tidak ada perbedaan secara signifikan antara teori dengan hasil penelitian.



DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2013
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Kencana Perdana Media Group, Jakarta, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar