LANDASAN
TEORI
Perkembangan
masa anak-anak awal merupakan hal menarik untuk dipelajari. Perkembanagn awal
ana-anak dibagi atas empat macam perkembnagn, perkembangan fisik, kognitif, dan
psikososial.
1.
Perkembangan
fisik dan motorik
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5
hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci
dan beratnya sekitar 16,5 kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci
dan beratnya 21,5 kg.
Perkembangan fisik pada masa anak-anak awal ditandai dengan
berkembangan ketrampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar usia 3
tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan sekitar usia 4 tahun anak
hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil
menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, juga dapat melakukan
tindakan-tindakan tertentu secara akurat.[1]
2.
Perkembangan
kognitif
Perkembangan kognitif masa nak-anak awal dinamakan tahap
praoperasional. Pada tahap ini teori Piaget difokuskan pada keterbatasan
pemikiran anak. Istilah operasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya
cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum
mampu menguasai operasi mental secara logis.
Pada perkembangan bahasa, anak sudah dapat menggunakan kalimat
majemuk beserta anak kalimatnya. Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak
banyak menanyakan soal waktu-sebab akibat melalui pertanyaan: kapan, mengapa,
kenapa, dan bagaimana.[2]
3.
Perkembangan
psikososial
Aspek penting dalam perkembangan psikososial yang terjadi pada
masa anak-anak awal diantaranya, permainan, hubungan dengan orang tua, teman
sebaya, perkembangan gender, dan moral.
Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas ini
sendiri, bukan karena memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari dari aktivitas
ini. Dari hasil penelitian Parten terdapat enam kategori permainan anak, yaitu
permainan permainan rekapitulasi, permainan solitary, permainan
onlooker, permainan parallel, dan permainan cooperative.
Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa hubungan dengan
teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi anak. Anak menerima umpan
balik tentang kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya. Anak-anak
mengevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama, atau lebih jelek.
Proses pembandingan sosial ini merupakan dasar bagi pembentukan rasa harga diri
dan gambaran diri anak.
Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya tiga tahap
perkembangan gender. Pertama, anak mengalami kepercayaan tentang identitas
gender yaitu rasa laki-laki atau perempuan. Kedua, anak mengembangkan
keistemewaan gender, sikap tentang jenis kelaminmana yang mereka kehendaki.
Keyiga, anak memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin
seseorang ditentukan secara biologis, permanen, daan tak berubah-rubah.
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
apa yang harus dilakukandalam interaksinya dengan orang lain. Setiap anak
memiliki potensi morak yang siap dikembangkan. karena itu, melalui
pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, anak belajar tentang perilaku
yang burk yang tidak boleh dilakukan. Dalam diri anak muncul konsep bahwa bila
suatu aturan dilanggar, hukuman akan segera dijatuhkan.[3]
BAB II
HASIL
OBSERVASI
A. Hasil Observasi Anak Pertama
1.
Identitas
Anak
Nama
Lengkap : Dwi Citra
Lestari
Nama
Panggilan : Citra
Tempat,
Tanggal Lahir : Pati, 23 Mei 2011
Nama Ayah : Suwardi
Nama Ibu :
Kiswati
2.
Tingkat
Perkembangan
a.
Perkembangan
Fisik dan motorik
Pada perkembangan fisik, tinggi badannya 105 cm, dengan berat
badan 17 kg. Sedangkan pada perkembangan motorik kasar yang telah dicapai
anataranya:
1)
Telah
mamapu mengendalikan kecepatan dan arah saat berlari
2)
Dapat
menendang, melempar, dan menangkap bola. Dalam melakukan menendang dan melempar
bola akurasinya masih kurang baik.
3)
Dapat
meloncat dengan satu kaki. Meskipun begitu terkadang masih terjatuh saat
melakukannya.
4)
Mengendarai
sepeda roda dua
5)
Mampu
meniru gerakan sederhana, seperti gerakan-gerakan pada saat senam dan meniru
tarian sederhana.
Untuk motorik halus yang telah dicapai seperti:
1)
Kecakapan
dalam mengancingkan baju sendiri dan melepaskannya
2)
Dapat
menulis namanya dengan baik serta menyalin tulisan di papan tulis pada buku
tulis berupa angka dan huruf
3)
Dapat
membuat gambar sederhana, seperti gambar rumah dan gunung disertai objek-objek
sedderhana lainya seperti pohon, bunga, awan, dan matahari.
4)
Mewarnai
gambar dengan rapi tanpa melewati garis
5)
Mampu
menggunting macam-macam gunting
b.
Perkembagan
Kognitif
Perkembangan kognitif berkembang dengan baik dan tampak lebih
menonjol dari teman sebayanya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
mengelompokkan benda berdasarkan dari bentuk, warna, ukuran, serta fungsinya.
Selain itu, mampu menggabungkan (menjodohkan) benda sesuai dengan pasangannya.
Misalnya baju dengan celana, kaos kaki dengan sepatu.
Kemampuan dalam membaca, menulis, dan berhitung juga cukup baik.
Citra mampu membaca dengan huruf mati dan menuliskan benda sesuai perintah.
Kemampuan berhitungnya ditunjukkan dengan kemampuan mengurutkan angka dari
terkecil atau sebaliknya dan menjumlahkan angka puluhan dengan bantuan alat
hitung sempoa.
Lebih lanjut, ia dapat menghafal nama hari dalam satu minggu dan
nama-nama bulan dalam satu tahun. Dapat memahami konsep kemaren, besok, dan
lusa. Misalnya dengan pernyataan hari ini hari Jum’at, kemaren hari kamis.
Perkembangan bahasa ditunjukkan dengan kepandaian mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan kompleks. Ia mampu memahami perintah
dan menceritakan kembali pengalamannya dan dapat berbicara degan orang dewasa
dengan lancar. Selain itu, ia dapat bermain peran sesuai dengan skanario
sendiri.
c.
Perkembangan
Psikososial
Dalam bermain menunujukkan bahwa ia lebih senang terhadap
permainan konstruktif, seperti menyusun balok yang disediakan di sekolah. Ia
menyusun balok sesuai bentuknya hingga membentuk menara, menyusun menjadikan
mobil, rumah, atau bentuk lainnya sesuai dengan imajinasinya. Dalam bermain ia
melakukan kerjasama dengan semua teman, saling meminjamkan dan tukar menukar
mainan.
Dalam perkembangan gender, ia telah memahami identitasnya sebagai
perempuan. Menurutnya, perempuan yang memakai jilbab, laki-laki menggunakan
peci dan sarung. Perempuan bermain boneka, laki-laki bermain bola. Selain itu,
perempuan cantik sedangkan laki-laki itu tampan.
Pada perkembangan moral, ia memahami dan dapat membedakan mana
yang baik dan buruk dan bersikap sopan dan mau berteman pada siapa saja. Ia
telah mengetahui bahwa agama yang dianurnya adalah Islam. Mengucapkan salam,
menganal huruf hijaiyahdan lafal dalam Al-Qur’an, menghafal bacaan do’a harian,
dan hafal sebagian dari Juz Amma. Ia juga mampu menirukan gerakan shalat
dan melafalkan bacaan shalat.
B. Hasil Observasi Anak Kedua
1.
Identitas
Anak
Nama
Lengkap : Farisa Erin Nur Syahira
Nama
Panggilan : Erin
Tempat,
Tanggal Lahir : Pati, 26 Januari 2011
Nama Ayah :
Agus Wanto
Nama Ibu : Eka
Pujawati
2.
Tingkat
Perkembangan
a.
Perkembangan
Fisik
Pada perkembangan fisik, tinggi badannya 100 cm, dengan berat
badan 15 kg. Sedangkan pada perkembangan motorik kasar yang telah dicapai
anataranya:
1)
Telah
mamapu mengendalikan kecepatan dan arah saat berlari
2)
Dapat
menendang, melempar, dan menangkap bola. Namun, pergerakannya masih terlihat
kaku.
3)
Dapat
meloncat dengan satu kaki. Meskipun begitu terkadang masih terjatuh saat
melakukannya.
4)
Mengendarai
sepeda roda dua
5)
Sangat baik
dalam meniru gerakan sederhana, seperti gerakan-gerakan pada saat senam dan
meniru tarian sederhana.
Untuk motorik halus yang telah dicapai seperti:
1)
Masih
membutuhkan bantuan dalam mengancingkan baju dan melepaskannya
2)
Dapat
menulis namanya dengan baik, namun kurang baik dalam menyalin tulisan di papan
tulis
3)
Dapat
membuat gambar sederhana, seperti gambar rumah dan gunung disertai objek-objek
sedderhana lainya seperti pohon, bunga, awan, dan matahari.
4)
Mewarnai
gambar dengan baik, tetapi masih melewati garis
5)
Mampu
menggunting macam-macam bentuk meskipun kurang rapi
b.
Perkembangan
Kognitif
Perkembangan kognitif berkembang dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan dari bentuk, warna,
serta fungsinya. Selain itu, mampu menggabungkan (menjodohkan) benda sesuai
dengan pasangannya.
Mampu membaca, menulis, dan berhitung. Erin mampu membaca dua suku
kata dan menuliskan namanya sendiri. Kemampuan berhitungnya ditunjukkan dengan
kemampuan mengurutkan angka dan menjumlahkan bilangan samapai angka 20. Lebih
lanjut, ia dapat menghafal nama hari dalam satu minggu dan nama-nama bulan
dalam satu tahun.
Perkembangan bahasa ditunjukkan dengan kepandaian mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan sederhana. Ia mampu memahami perintah sederhana
dan dapat berbicara degan orang dewasa dengan lancar.
c.
Perkembangan
Psikososial
Dalam bermain ia hanya memilih teman yang disenanginya saja. Ia
kurang dalam kerjasama dengan teman selain yang is senangi. Pada hari tertentu
ia memilih berteman dengan Si A, tapi hari lain ia akan memilih teman Si B.
Dalam perkembangan gender, ia telah memahami identitasnya sebagai
perempuan. Ia menyukai warna pink karena baginya perempuan identik dengan warna
pink.
Pada perkembangan moral, ia memahami dan dapat membedakan mana
yang baik dan buruk dan bersikap sopan. Ia telah mengetahui bahwa agama yang
dianurnya adalah Islam. Mengucapkan salam, menganal huruf hijaiyahdan lafal
dalam Al-Qur’an, menghafal bacaan do’a harian, dan hafal sebagian dari Juz
Amma. Ia juga mampu menirukan gerakan shalat dan melafalkan bacaan shalat.
C. Perbedaan dan Analisa Perkembangan antara Anak Pertama dan Kedua
Secara
garis besar kedua anak tersebut mengalami perkembangan pada setiap aspek dengan
baik dan sesuai dengan harapan. Keduanya telah melakukan tugas-tugas
perkembangan dengan baik Perkembangan pada keseluruhan aspek, Citra (anak
pertama) terlihat lebih pesat dibandingkan dengan Erin (anak kedua). Dari
fisik, Citra lebih baik tinggi dan berat badannya. Karena fisiknya yang baik
memungkinkan perkembangan motoriknya lebih baik. Mengenai tinggi badan ada
kemungkinan faktor biologis, orang tua Citra relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan orang tua Erin.
Meskipun
kedua anak tersebut usianya sebaya dan satu sekolah, Citra berada di kelompok
Ba’ dan Erin di kelompok Alif. Hal ini karena orang tua Citra menginginkan
anaknya masuk Sekolah Dasar (SD) pada tahun ajaran depan. Perbedaan kelompok
ini akan berdampak pada pemberian stimulus atau rangsangan yang berbeda,
sehingga perkembangan kognitifnya pun akan berbeda (terlepas dari faktor intern
atau biologis).
Perkembangan
Erin yang lebih lambat dari Citra dalam hal mewarnai, dan menyalis tulisan di
papan tulis ke buku tulis pada dasarnya karena ada gangguan dalam penglihatan.
Mata Erin sebelah kanan terkena min 10, dan sebelah kiri silinder. Karena hal
tersebut, Erin mengalami kesulitan dalam melihat tulisan yang jauh, sehingga
kesulitan menyalin tulisan dan mewarnai dengan tidak melewati garis. Semenjak
diketahui gangguan mata tersebut, Erin juga lebih terlihat mengalami kesulitan
dalam konsentrasi dan kurang fokus dalam memecahkan masalah.
Dalam
menirukan gerak sederhana dan menghafal lagu, Erin lebih cepat. Ia sangat baik
dalam hal meniru gerakan-gerakan sederhana, seperti menari dengan gerakan
sederhana, gerakan senam, dan gerakan shalat. Dalam menari, ia terlihat lebih
menikmati dan Citra gerakannya terlihat lebih kaku. Dalam menghafalkan lagu
yang didengar Erin lebih cepat, dengan diperdengarkan beberapa kali ia mampu
menirukan dan menghafalkannya.
Perbedaan
yang menonjol juga terlihat dalam kegiatan mereka saat bermain. Citra lebih
mudah berbaur dengan teman sebayanya. Di sekolah, ia melakukan komunikasi dan
bekerjasama saat bermain. Sedangkan Erin lebih memilih teman bermain. Saat telah
menentukan bermain dengan teman yang ia pilih, ia tidak menghiraukan yang lain.
Rasa
tanggungjawab dalam mengerjakan tugas disekolah, Citra menunjukkan dengan
keseriusan dalam mengerjakan. Ia akan fokus mengerjakan hingga pekerjaannya
selesai. Sedangkan Erin dalam mengerjakan tugas sering meninggalkannya dengan
bercerita dengan teman di sebelahnya. Ketika teman-temannnya selese mengerjakan
sedangkan ia belum tuntas ia akan menangis. Namun, setelah itu ia akan segera
mengerjakan tugasnya dengan fokus dan baik.
BAB II
KESIMPULAN
Kedua anak mengalami perkembangan yag baik. Mereka mampu
menjalankan tugas-tugas perkembangan dengan baik. Perbedaan perkembangan kedua
anak disebabkan karena kondisi fisik yang berbeda, pengasuhan orang tua, dan
stimulus atau rangsangan yang diberikan. Anak pertama mengalami perkembangan
yang lebih baik dalam berbagai aspek, kecuali pada hal menirukan gerakan
sederhana dan menghafal lagu yang didengarkan, Erin mengalami perkembangan yang
lebih baik.
Anak pertama telah berkembang sesuai harapan. Hambatan
perkembangan yang dialami Erin dalam beberapa aspek sedikit terhambat karena
gangguan mata. Perkembangan kognitif cukup bagus. Rasa tanggungjawab harus
dirangsang dengan sesuatu hal.
Kondisi fisik akan mempengaruhi pada perkembangan motorik anak.
Gangguan fisik akan menghambat beberapa aspek perkembangan tertentu. Stimulus
yang baik akan membantu anak dalam menjalankan tugas perkembangannya.
Jadi, secara keseluruhan tidak ada perbedaan secara signifikan
antara teori dengan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2013
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Kencana Perdana Media Group,
Jakarta, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar