Rencana Pelaksnaan Pembelajran (RPP) Al-Qur'an Hadits Kelas XI tentang Etika Pergaulan
ETIKA
PERGAULAN
A. Standar
isi : Etika pergaulan.
B. Standar
Kompetensi : memahami ayat-ayat Al-qur’an dan Hadits tentang Etika Pergaulan.
C. Kompetensi
Dasar :
1. Mengartikan
Q.SAl- Kafirun ayat 1-6, Q.S Al-Hujurat ayat 10-13 dan Hadits tentang etika
pergaulan.
2. Menjelaskan
isi kandungan Q.S Al- Kafirun ayat 1-6,Q.S Al-Hujurat ayat 10-13 dan hadits
tentang etika pergaulan.
3. Menunjukkan
contoh perilaku yang sesuai dengan Q.S Al- Kafirun ayat 1-6,Q.S Al-Hujurat ayat
10-13 dan hadits tentang etika pergaulan.
4. Mengamalkan
perilaku sesuai dengan Q.S Al- Kafirun ayat 1-6. Q.S Al-Hujurat ayat 10-13 dan
hadits tentang etika pergaulan.
D. Indikator
1.1 siswa
dapat menulis dan mengartikan Q.S Al- Kafirun ayat 1-6, Q.S Al-Hujurat ayat
10-13 dan Hadits tentang etika pergaulan
1.2 siswa
mampu membaca dengan fasih, lancar dan juga tartil Q.S Al- Kafirun ayat 1-6,
Q.S Al-Hujurat ayat 10-13 dan hadits tentang etika pergaulan.
2.1 Siswa
dapat menguraikan makna yang terkandung dalam Q.S Al- Kafirun ayat 1-6, Q.S Al-Hujurat
ayat 10-13 dan juga hadits tentang etika pergaulan.
2.2 Siswa
dapat menceritakan kembali kandungan Q.S Al- Kafirun ayat 1-6, Q.S Al-Hujurat
ayat 10-13 dan hadits tentang etika pergaulan.
3.1 siswa
dapat menunjukkan perilaku yang terkandung dalam Q.S Al- Kafirun ayat 1-6, Q.S Al-Hujurat
ayat 10-13 dan hadits tentang etika pergaulan.
3.2 Siswa dapat memberikan contoh etika pergaulan
yang sesuai dengan Q.S Al- Kafirun ayat 1-6, Q.S Al-Hujurat ayat 10-13 dan juga
haditsnya.
4.1 Siswa
dapat menerapkan etika pergaulan sesuai dengan Q.S Al- Kafirun ayat 1-6, Q.S Al-Hujurat
ayat 10-13 dan juga haditsnya.
E. Materi
1. Q.S
Al-Kafirun ayat 1-6
ö@è%$pkr'¯»tcrãÏÿ»x6ø9$#ÇÊÈIwßç6ôãr&$tBtbrßç7÷ès?ÇËÈIwuróOçFRr&tbrßÎ7»tã!$tBßç7ôãr&ÇÌÈIwurO$tRr&ÓÎ/%tæ$¨B÷Lnt6tãÇÍÈIwuróOçFRr&tbrßÎ7»tã!$tBßç6ôãr&ÇÎÈö/ä3s9ö/ä3ãYÏuÍ<urÈûïÏÇÏÈ
Artinya
: 1. Katakanlah: "Hai orang-orang
kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang Aku sembah, Dan Aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah, Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku."
2. Kandungan
surat Al-Kafirun ayat 1- 6
Surat ini membahas
tentang toleransi dalam beragama Surat Al-Kafirun ini merupakan surat yang ke
109 dengan jumlah ayat 6.
a.
Isi kandungan yang pertama yaitu batas-batas toleransi dalam hal
'aqidah dan ibadah
b.
Isi kandungan Q.S. Al-Kafirun yang kedua adalah kita sebagai
umat Islam tidak boleh mencampuradukkan masalah aqidah dan ibadah
c.
Tata cara beribadah dalam Islam adalah seperti yang telah
dicontohkan/dituntunkan oleh Rasulullah saw
d.
Toleransi hanya digunakan dalam bidang sosial kemasyarakatan
atau hubungan antara umat manusia (muamalah).
e.
Kebebasan bagi siapapun untuk memeluk agama apapun yang sudah
menjadi keyakinannya.
Kita dapat mengambil kesimpulan tentang isi kandungan Q.S. Al -
Kafirun tentang toleransi dalam beragama, yaitu ada dua kata.Kata yang pertama
adalah "kebebasan" dan kata kunci yang kedua
adalah "batasan".
Kita mulai dari kata kunci yang pertama yaitu
"kebebasan".Kata kebebasan dalam isi kandungan Q.S. Al-Kafirun itu
artinya bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih akidah dan
kebebasan untuk beribadah sesuai keyakinan yang telah dipilihnya.Kebebasan
beribadah tidak dimaknai secara internal atau beribada dengan caranya
sendirinya.
Sebagai contoh, Islam mengajarkan dan mewajibkan kita
untuk shalat lima waktu, kita tidak bisa
menawar jumlah shalat lima waktu tersebut menjadi tiga waktu. Kebebasan
beribadah hanya dalam hubungan eksternal atau hubungan anatara pemeluk agama
yang satu dengan dengan pemeluk agama lain.
Kita harus bertoleransi terhadap pemeluk agama lain untuk
beribadah sesuai agamanya. Kita tidak boleh mengganggu mereka ketika melakukan
ibadah, dan begitu juga sebaliknya. Inilah yang dimaksud dengan kata kunci
"batasan", bahwa sikap toleransi seorang muslim hanya menyangkut
hubungan sosial antar manusia dan ibada dalam arti eksternal.
3.
Q.S Al-Hujurat ayat 10-13
$yJ¯RÎ)tbqãZÏB÷sßJø9$#×ouq÷zÎ)(#qßsÎ=ô¹r'sùtû÷üt/ö/ä3÷uqyzr&4(#qà)¨?$#ur©!$#÷/ä3ª=yès9tbqçHxqöè?ÇÊÉÈ$pkr'¯»ttûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäwöyó¡o×Pöqs%`ÏiBBQöqs%#Ó|¤tãbr&(#qçRqä3t#ZöyzöNåk÷]ÏiBwurÖä!$|¡ÎS`ÏiB>ä!$|¡ÎpS#Ó|¤tãbr&£`ä3t#Zöyz£`åk÷]ÏiB(wur(#ÿrâÏJù=s?ö/ä3|¡àÿRr&wur(#rât/$uZs?É=»s)ø9F{$$Î/(}§ø©Î/ãLôew$#ä-qÝ¡àÿø9$#y÷èt/Ç`»yJM}$#4`tBuröN©9ó=çGty7Í´¯»s9'ré'sùãNèdtbqçHÍ>»©à9$#ÇÊÊÈ$pkr'¯»ttûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qç7Ï^tGô_$##ZÏWx.z`ÏiBÇd`©à9$#cÎ)uÙ÷èt/Çd`©à9$#ÒOøOÎ)(wur(#qÝ¡¡¡pgrBwur=tGøótNä3àÒ÷è/$³Ò÷èt/4=Ïtär&óOà2ßtnr&br&@à2ù'tzNóss9ÏmÅzr&$\GøtBçnqßJçF÷dÌs3sù4(#qà)¨?$#ur©!$#4¨bÎ)©!$#Ò>#§qs?×LìÏm§ÇÊËÈ$pkr'¯»tâ¨$¨Z9$#$¯RÎ)/ä3»oYø)n=yz`ÏiB9x.s4Ós\Ré&uröNä3»oYù=yèy_ur$\/qãèä©@ͬ!$t7s%ur(#þqèùu$yètGÏ94¨bÎ)ö/ä3tBtò2r&yYÏã«!$#öNä39s)ø?r&4¨bÎ)©!$#îLìÎ=tã×Î7yzÇÊÌÈ
Artinya:
10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah
orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati?Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.
13. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.Jangan
mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana
orang-orang mukmin seperti satu tubuh.panggilan yang buruk ialah gelar yang
tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah
beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
4.
Kandungan surah Al-Hujurat ayat 10-13.
Allah Swt menegaskan dalam surah
Al-Hujurat ayat 10 bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti
hubungan persaudaran antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut
unsur keimanan yang sama dan kekal.
Setiap muslim memilki hak atas saudaranya
yang sesame muslim. Dalam hadits riwayat Bukhari dari Anas bin Malik,
Rasulullah Saw bersabda, “Orang muslim itu adalah saudara orang muslim, jangan
berbuat aniaya kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan menyerahkannya kepada
musuh, dan jangan meninggikan bagian rumah sehingga menutup udara tetangganya
kecuali dengan izinnya., jangan mengganggu tetangganya dengan asap makanan dari
periuknya kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeli buah-buahan untuk anak-anakmu
lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-anak tetangga kecuali jika
mereka juga diberi buah-buahan itu.” Kemudian Nabi Saw bersabda “peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi
(sayang) hanya sedikit di antara kamu yang memeliharanya.” Dalam hadits
shohih lain dinyatakan “Apabila seorang
muslim mendo’akan saudaranya yang ghaib, maka malaikat juga berkata ‘Amin, dan
semoga kamu pun mendapatkan seperti itu.
Dalam ayat 11 Allah Swt memperingatkan
pada kaum mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kamu yang
diperolok-olokkan itu disisi Allah justru lebih mulia dan lebih terhormat dari
mereka yang mengolok-olokkan, dan kaum wanita pun jangan saling mengolokkan
karena boleh jadi wanita yang diperolok-olokkan di sisi Allah lebih baik dari
wanita yang mengolok-olokkan. Kemudian Allah Swt melarang kaum mukmin mencela
sesame mukmin sendiri karena mereka bagaikan satu tubuh yang diikat dengan
persatuan.
Dilarang pula memanggil dengan gelar yang
buruk seperti memanggil seseorang yang tidak beriman dengan kata-kata :”hai
fasik, hai kafir, dsb”, panggilan yangburuk seperti itu dilarang diucapkan
karena gelar-gelar buruk itu dapat mengingatkan kefasikan setelah beriman.
Barang siapa yang tidak bertaubat dari memanggil dengan gelar-gelar buruk maka
akan menerima konsekuensi dari Allah berupa azab yang pedih pada hari kiamat
kelak.
Dalam ayat 12 Allah Swt memberi peringatan
kepada orang-orang beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari sifat Su’udzan
atau berprasangka buruk terhadap orang-orang beriman.Jika mereka mendengar
sebuah kalimat yang keluar dari saudaranya yang mukmin maka kalimat itu harus
diberi tanggapan dan ditunjukkan pada pengertian yang baik, jangan sampai
timbul salah faham, apalagi menyelewengkannya sehingga menimbulkan fitnah dan
prasangka. Kemudian Allah Swt menerangkan penyebab wajibnya orak mukmin
menjauhkan diri dari prasangka buruk yaitu karena sebagian dari prasangka itu mengandung dosa.
Allah melarang pula ghibah, namimah, dan
mencari-cari aib orang lain. Mengenai definisi ghibah, Rasulullah Saw
bersabda,”Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia
benci”. Si penanya kemudian kembali bertanya,”Wahai Rasulullah, bagaimana
pendapatmu bila yang diceritakan nya itu benar, apa adanya ?”. Rasulullah Saw
menjawab, “kalau memang benar apa adanya, itu ghibah namanya, dan jika tidak
benar engkau berbuat dusta”. (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad)
Pada ayat 13, Allah menjelaskan bahwa
manusia diciptakan-Nya bermacam-macam bangsa dan suku supaya saling mengenal
dan saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat.Dan tidak ada kemuliaan
seseorang di sisi Allah kecuali dengan ketakwaannya.
Ayat ini juga menyatakan bahwa
persaudaraan islam berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa dibatasi oleh
bangsa, warna kulit, bahasa, kekayaan dan wilayah,melainkan didasari oleh
ikatan aqidah, persaudaraan merupakan pilar masyarakat islam dan salah satu
basis kekuatannya.
5.
Hadits tentang Etika Pergaulan
Dari
Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Sawbersabda “hak seorang muslim atas muslim
lainnya ada lima, yaitu menjawab salam, menjenguk ketika sakit, mengantar
jenazahnya,memenuhi undangannya, dan mendo’akan jika bersin.” Dan di dalam
riwayat Muslim ada tambahan :”jika ia minta nasihat kepadamu, maka berilah ia
nasihat.” (Muttafaq Alaih)
6.
Isi kandungan Hadits tentang etika
pergaulan
Dalam
hadits ini dijelaskan bahwa seorang muslim atas muslim lainnya memiliki hak dan
kewajiban.
a)
Menjawab salam
Dalam
menjawab salam diutamakan untuk menjawabnya dengan lebih baik
b)
Mengunjungi orang sakit
Ketika
ada seorang muslim yang sakit, hendaklah kita menjenguknya kemudian
menghiburnya, menasehatinya supaya bersabar dan mendo’akannya agar cepat
mendapatkan kesembuhan.
c)
Mengantarkan jenazahnya
Maksudnya
ketika ada seorang muslim yang meninggal dunia, kita memiliki kewajiban untuk
mengurusnya terutama menyolatkannya. Akan tetapi, jika jenazah tersebut tidak
pernah melakukan shalat selama hidupnya, kita dilarang untuk menyolatkannya.
d)
Memenuhi undangan sesama muslim
Orang
islam apabila diundang oleg orang islam lainnay, wajib memenuhi atau
menghadirinya, akan tetapi apabila undangan tersebut mengandung hal-hal yang
bertentangan dengan syariat, maka kita tidak perlu mendatanginya.
e)
Mendo’akan saudara sesame muslim yang
bersin jika dia mengucapkan Hamdalah.
f)
Memberikan nasihat apabila kita diminta
untuk menasehatinya.
F.
Pendidikan Karakter
a.
Jangan memanggil seseorang dengan
sebutan yang tidak disukainya.
b.
Berbicara dengan baik ketika bergaul
c.
Jangan saling merendahkan saat bergaul
G.
Model Pembelajaran
Model
yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah model pembelajaran cooperative Learning.
H.
Metode
Dalam
pembelajaran ini, metode yang digunakan adalah metode ceramah, metode diskusi,
metode Tanya jawab, dan metode resitasi atau penugasan.
I.
Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan awal
a.
Guru masuk ke dalam kelas dan
mengucapkan salam
b.
Guru mengabsen siswa
c.
Guru menyampaikan SK, KD, dan Indikator
yang harsu dicapai oleh siswa.
d.
Guru menanyakan secara umum tentang apa
itu etika pergaulan.
2.
Kegiatan inti
a.
Guru menjelaskan materi tentang etika
pergaulan
b.
Guru memberikan contoh tentang etika
pergaulan
c.
Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok untuk mendiskusikan materi etika pergaulan.
3.
Kegiatan akhir
a.
Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusinya.
b.
Guru memberikan soal post test kepada siswa.
c.
Guru menyimpulkan materi tentang etika
pergaulan.
d.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan
bacaan hamdalah.
e.
Guru menutup pembelajarn dengan
mengucapkan salam.
J.
Sumber belajar
-buku
paket
-Al-Qur’an
dan terjemahnya
-Al-Hadits
-buku
perpustakaan
-artikel
dari internet dengan materi yang terkait
K.
Penguatan : guru memberikan materi yang
terkait dengan materi prinsip dasar
pergaulan yang sehat.
·
Mengucapkan salam
·
Meminta izin
·
Menghormati orang yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda
·
Bersikap santun dan tidak sombong
·
Berbicara dengan perkataan yang sopan
·
Tidak boleh saling menghina
·
Tidak boleh saling membenci dan iri hati
·
Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang
bermanfaat
·
Mengajak untuk berbuat baik
L.
Evaluasi
1.
Tuliskan QS. Al-Kafirun ayat 1-6 dan QS.
Al-Hujurat ayat 10-13!
2.
Sebutkan
makna yang terkandung dalam QS. Al-Hujurat ayat 10-13!
4.
Sebutkan
prinsip-prinsip dari etika pergaulan!
5.
Tuliskan
hadits tentang etika pergaulan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar